MEMBANGUN KEPRIBADIAN YANG BERKARAKTER
(
Sebuah introspeksi diri)
Oleh : Tri Ayu Carika
Mahasiswa Program Study
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kepribadian
dan karakter dua kata yang akhir akhir ini menjadi pembicaraan hangat terutama
terkait dengan dunia pendidikan. Peristiwa tragis yang menimpa pelajar yang
tejadi akibat tindakan anarkhis dalam tawuran antara pelajar beberpa waktu yang
lalu seolah menyadarkan kita semua bagaimana kondisi genarasi muda sekarang.
Generasi muda sekarang yang di harapkan dapat melanjutkan tongkat estafet para
pemimpin sekarang ternyata mengalami penurunan nilai-nilai norma yang di
tunjukan dengan tindakan kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya korban. Dunia
pendidikan dianggap gagal dalam menanamkan nilai-nilai norma yang menjadi dasar
pembentukan karakter, walaupun sebenarnya pembentukan karakter di mulai dari
lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter
anak.
Sebagai
ilustrasi kami berikan gambaran kondisional pada suatu kelas. Di suatu siang
yang hangat salah satu kelas di bagian ujung memasuki pelajaran ke-7 terdengar
suara yang agak bising ternyata siswa bersiap mengikuti ulangan harian.
Walaupun guru sudah menyampaikan pada hari sebelumnya ternyata kelihatan belum
siap untuk ulangan. Guru membagikan soal ulangan ke semua siswa, pada awal
mengerjakan semua siswa tenang, siswa sibuk menghadapi soalnya masing-masing.
Memasuki pertengahan waktu yang di sediakan, beberapa siswa gelisa dengan menggunakan kode berusaha menarik
perhatian temanya yang duduk di depannya. Selaki dua kali tidak dihiraukan
bahkan diperingatkan agar mengerjakan sendiri, dengan sedikit menekan akhirnya
berhasil memperoleh jawaban yang diinginkan dan dapat mengerjakan sampai batas
waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal ulangan tersebut. Setelah selesai
mengerjakan, dilanjutkan dengan koreksi dan pembahasan, guru mengumpulkan
lembar jawab siswa dan membagikan kembali dengan acak untuk dikoreksi bersama. Ketika
proses koreksi berlangsung ada siswa memaksa temanya yang mengoreksi
pekerjaannya agar nilainya bagus dan melebihkan KKM. Ilustrasi diatas adalah
hal yang sering ditemui dikelas pada saat ini. Nilai kerja keras yang
seharusnya ditunjukkan ketika menghadapi ulangan harian ternyata diwujudkan
dengan memaksa temannya untuk ,memberikan jawaban, karna tidak percaya diri
dalam menyelesaikan soal harus minta bantuan teman untuk bisa menjawab. Tujuanya pada niali bagus tanpa mau belajar
sendiri. Hasil bagus ketika ulangan di tempuh dengan berbagai cara, tidak
perduli tindakkannya tidak benar yang penting dapat nilai sesuai KKM. Sikap
kemandirian,kejujuran,hormat dan santun, percaya diri dan pekerja keras tidak
ditunjukkan pada hal sikap-sikap tersebut merupakan pilar karakter yang berasal
dari nilai-nilai luhur universal. Bagaimana kepribadiaan mereka jikalau sikap
tersebut tidak menandakan ciri-ciri siswa berkarakter? Untuk menanggapi
pertanyaan tersebut maka akan diuraikan pengertian kepribadian.
KEPRIBADIAAN
Perkembangan
teknologi dan informasi yang sangat pesat pada masa kini mengakibatkan setiap
daerahdapt mengakses informasi dengan mudah. Arus globalisasi menjadi dunia
tanpa batas ruang dan waktu. Setiap detik kejadian dimanapun dapat segera
diikuti oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini berdampak bagi masyarakat baik
positf maupun negatif. Pola sikap,tindakan dan kehidupan sosial masyarakat
terpengaruh oleh kehidupan budaya dari luar di samping itu juga mempengaruhi
kepribadian masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang dulu dikenal mempunyai
kepribadian yang santun,ramah,gotonh-royong,suka menolong,sekarang mulai
terkikis dengan masuknya pengaruh dari luar.
Kepribadiaan berasl dari kata pribadi yakni manusia seutuhnyayang
menampilkan setiap tingkah laku.menurut wlliam kally yang dikutip dari buku
kunci sukses dalam manajemen kepemimpinan karya emil H. Tambunan, MA.
Kepribadiaan meliputi uangkapan pernyataan segala kemampuan dan kesanggupan
seseorang melalui pikiran perkataan dan perasaan. Dalam Wikipedia.org
disebutkan kepribadian adalah keseluruhan cara seseorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lai. Dari dua pendapat tersebut dapat diambil
kesimpulan kepribadian adalah apa yang ada dalam setiap individu baik sikap,
tingkah laku, perbuatan maupun dalam hal berinteraksi dengan orang lain dan
menjadi ciri pribadinya. Kepribadian akan kelihatan jika berinteraksi dengan
orang lain. Orang yang rajin disebut berkepribadian rajin,orang pemalu disebut
kebribadian pemalu. Kepribadiaan dapat di golongkan dalam dua kelompok,
kepribadian yang sehat dan kepribadian yanh tidak sehat.
Kepribadiaan
sehat meliputi :
§ Mampu
menilai diri sendiri secara realistik, apa adanya kekurangan dan kelebihan,
§ Mampu
menilai situasi secara realistik,
§ Mampu
menilai prestasi yang diporoleh secara realistik, tidak menjadi sombong ,angkuh
atau superroty complex
§ Menerima
tanggung jawab
§ Mempunyai
kemandirian ,
§ Dapat
mengontrol emosi
§ Berorientasi
tujuan
Kepribadian
tidak sehat meliputi :
§ Mudah
marah ( tersinggung)
§ Menunjukkkan
kekhawatiran dan kecemasan
§ Sering
merasa tertekan
§ Bersikap
kejam atau senang mengganggu orang lain
§ Kebiasaan
berbohong
§ Bersikap
memusuhi semua berbentuk otoritas
§ Senang
mencomooh orang lain
§ Kurang
memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama.
Faktor
yang menentukan kepribadian seseorang antara lain factor keturunan atau factor
genetika dan factor lingkungan yaitu lingkunagan dimana seseorang tumbuh dan
dibesarkan, norma dalam keluarga, teman dan kelompok sosial. Setiap orang mempunyai kepribadian
sendiri-sendiri, tidak ada dua orang didunia yang memiliki kepribadiaan yang
sama persis.
Pendidikan karakter
undang-undang
system pendidikan nasional pasal 1 menyatakann bahwa diantara tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan,
kepribadian dan akhlak mulia. Maksud dari pernyataan tersebut adalah agar
pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga
kepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang
tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta
agamanya. Menurut Dr. Martin Luther King yang ditulis oleh Prof. Suyanto
Ph.D.di dalam mendikdasmen.depdiknas.go.id di sebutkan “intelligence plus character… that is goal of true aducation”(
kecerdasan berkarakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).
Pendidikan bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat.
Karakter sulit didefinisikan tetapi
mudah dipahami melalui uraian-uraian berisi pengertian. Indicator karakter
mudah untuk disebutkan sehingga banyak sekali pendapat terkait dengan karakter.
Salah satu pendapat dari Prof. Quraish Shihab yang mengambil dari buku
Membangun kembali jati diri bangsa, karakter adalah himpunan pengalaman,
pendidikan, dam lain-lain yang menumbuhkan kemampuandi dalam diri kita,sebagai
alat ukur sisi paling dalam hati manusia yang mewujudkan baik pemikiran, sikap,
dan perilaku termasuk akhlak mulia dan budi pekerti. Dalam kamus besar
Indonesia belum memasukan kata karakter, yang ada adalah kata “watak” yang
diartikan sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikira dan
tingkah laku,budu pekerti,tabiat. Dari kedua pengertian diatas menekankan
karakter ada pada diri setiap individu dari sisi paling dalam hati manusia yang
diwujudkan dalam pemikiran,perasaan,tindakan dan sikap. Karakter inilah yang
akan melandasi pemikiran sikap dan perilaku kita yang dapat menghasilakn
tampilanya perilaku seperti budi pekerti ataupun akhlak mulia.
Terdapat Sembilan pilar karakter yang
berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu pertama,karakter cinta tuhan
dan segenab ciptaanya; kedua, kemandirian dan tangung jawab; ketiga, kejujuran/
amanah,diplomatis’ keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan,suka tolong
menolong dan gotong royong/ kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras;
ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan ;kesembilan,
karakter toleransi, kedamaian dan kesatuan. Dari kesembilan karakter tersebut
merupakan hal yang sudah dikenal dan biasa dilakukan, hanya ada beberapa yang
mulai tergerus kondisi jaman sekarang.
Perkembangan jaman yang sangat pesat sangat
renta berpengaruh pada dunia pendidikan. Sebagai obyek yang mengakibatkan mudah
terkena dampak perkembangan tersebut.oleh karena itu pemerintah berusaha untuk
menanamkan karakter melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Dengan pendidikan
karakter diharapkan seorang anak menjadi cerdas emosinya yang merupakan bekal
penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan
lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk
tantangan untuk berhasil secara akademis.pada akhir tulisan ini ada ungkapan
yang berbunyi :”bangsa yang maju dan jaya tidak semata-mata disebabkan oleh
kompetensi, teknologi canggih ataupun kekayaan alamnya, tetapi utama dan
terutama karena dorongan semangat dan karakter bangsanya”. Mari kita renungi ungkapan
tersebut dengan melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini, nilai-nilai luhur
yang menjadi ciri khas kita sebagai bangsa ketimuran mulai ditinggalkan,
tindakan pelanggaran terhadap norma-norma menjadi hal yang biasa. Inilah tugas
kita penerus generasi untuk tetap mempertahankan negeri ini agar tetap survive
melanjutkan kejayaan negeri Indonesia tercinta. Dengan menanamkan karakter
bangsa maka akan membangkitkan kembali rasa kebanggaan terhadap tanah air
Indonesia.