Jumat, 17 Januari 2014

MEMBANGUN KEPRIBADIAN YANG BERKARAKTER



MEMBANGUN KEPRIBADIAN YANG BERKARAKTER
( Sebuah introspeksi diri)
Oleh : Tri Ayu Carika
Mahasiswa Program Study Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kepribadian dan karakter dua kata yang akhir akhir ini menjadi pembicaraan hangat terutama terkait dengan dunia pendidikan. Peristiwa tragis yang menimpa pelajar yang tejadi akibat tindakan anarkhis dalam tawuran antara pelajar beberpa waktu yang lalu seolah menyadarkan kita semua bagaimana kondisi genarasi muda sekarang. Generasi muda sekarang yang di harapkan dapat melanjutkan tongkat estafet para pemimpin sekarang ternyata mengalami penurunan nilai-nilai norma yang di tunjukan dengan tindakan kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya korban. Dunia pendidikan dianggap gagal dalam menanamkan nilai-nilai norma yang menjadi dasar pembentukan karakter, walaupun sebenarnya pembentukan karakter di mulai dari lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak.
          Sebagai ilustrasi kami berikan gambaran kondisional pada suatu kelas. Di suatu siang yang hangat salah satu kelas di bagian ujung memasuki pelajaran ke-7 terdengar suara yang agak bising ternyata siswa bersiap mengikuti ulangan harian. Walaupun guru sudah menyampaikan pada hari sebelumnya ternyata kelihatan belum siap untuk ulangan. Guru membagikan soal ulangan ke semua siswa, pada awal mengerjakan semua siswa tenang, siswa sibuk menghadapi soalnya masing-masing. Memasuki pertengahan waktu yang di sediakan, beberapa siswa gelisa  dengan menggunakan kode berusaha menarik perhatian temanya yang duduk di depannya. Selaki dua kali tidak dihiraukan bahkan diperingatkan agar mengerjakan sendiri, dengan sedikit menekan akhirnya berhasil memperoleh jawaban yang diinginkan dan dapat mengerjakan sampai batas waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal ulangan tersebut. Setelah selesai mengerjakan, dilanjutkan dengan koreksi dan pembahasan, guru mengumpulkan lembar jawab siswa dan membagikan kembali dengan acak untuk dikoreksi bersama. Ketika proses koreksi berlangsung ada siswa memaksa temanya yang mengoreksi pekerjaannya agar nilainya bagus dan melebihkan KKM. Ilustrasi diatas adalah hal yang sering ditemui dikelas pada saat ini. Nilai kerja keras yang seharusnya ditunjukkan ketika menghadapi ulangan harian ternyata diwujudkan dengan memaksa temannya untuk ,memberikan jawaban, karna tidak percaya diri dalam menyelesaikan soal harus minta bantuan teman untuk bisa menjawab.  Tujuanya pada niali bagus tanpa mau belajar sendiri. Hasil bagus ketika ulangan di tempuh dengan berbagai cara, tidak perduli tindakkannya tidak benar yang penting dapat nilai sesuai KKM. Sikap kemandirian,kejujuran,hormat dan santun, percaya diri dan pekerja keras tidak ditunjukkan pada hal sikap-sikap tersebut merupakan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal. Bagaimana kepribadiaan mereka jikalau sikap tersebut tidak menandakan ciri-ciri siswa berkarakter? Untuk menanggapi pertanyaan tersebut maka akan diuraikan pengertian kepribadian.


          KEPRIBADIAAN
Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat pada masa kini mengakibatkan setiap daerahdapt mengakses informasi dengan mudah. Arus globalisasi menjadi dunia tanpa batas ruang dan waktu. Setiap detik kejadian dimanapun dapat segera diikuti oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini berdampak bagi masyarakat baik positf maupun negatif. Pola sikap,tindakan dan kehidupan sosial masyarakat terpengaruh oleh kehidupan budaya dari luar di samping itu juga mempengaruhi kepribadian masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang dulu dikenal mempunyai kepribadian yang santun,ramah,gotonh-royong,suka menolong,sekarang mulai terkikis dengan masuknya pengaruh dari luar.
          Kepribadiaan berasl dari kata  pribadi yakni manusia seutuhnyayang menampilkan setiap tingkah laku.menurut wlliam kally yang dikutip dari buku kunci sukses dalam manajemen kepemimpinan karya emil H. Tambunan, MA. Kepribadiaan meliputi uangkapan pernyataan segala kemampuan dan kesanggupan seseorang melalui pikiran perkataan dan perasaan. Dalam Wikipedia.org disebutkan kepribadian adalah keseluruhan cara seseorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lai. Dari dua pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan kepribadian adalah apa yang ada dalam setiap individu baik sikap, tingkah laku, perbuatan maupun dalam hal berinteraksi dengan orang lain dan menjadi ciri pribadinya. Kepribadian akan kelihatan jika berinteraksi dengan orang lain. Orang yang rajin disebut berkepribadian rajin,orang pemalu disebut kebribadian pemalu. Kepribadiaan dapat di golongkan dalam dua kelompok, kepribadian yang sehat dan kepribadian yanh tidak sehat.
Kepribadiaan sehat meliputi :
§  Mampu menilai diri sendiri secara realistik, apa adanya kekurangan dan kelebihan,
§  Mampu menilai situasi secara realistik,
§  Mampu menilai prestasi yang diporoleh secara realistik, tidak menjadi sombong ,angkuh atau superroty complex
§  Menerima tanggung jawab
§  Mempunyai kemandirian ,
§  Dapat mengontrol emosi
§  Berorientasi tujuan
Kepribadian tidak sehat meliputi :
§  Mudah marah ( tersinggung)
§  Menunjukkkan kekhawatiran dan kecemasan
§  Sering merasa tertekan
§  Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain
§  Kebiasaan berbohong
§  Bersikap memusuhi semua berbentuk otoritas
§  Senang mencomooh orang lain
§  Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama.
Faktor yang menentukan kepribadian seseorang antara lain factor keturunan atau factor genetika dan factor lingkungan yaitu lingkunagan dimana seseorang tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga, teman dan kelompok sosial.  Setiap orang mempunyai kepribadian sendiri-sendiri, tidak ada dua orang didunia yang memiliki kepribadiaan yang sama persis.
Pendidikan karakter
          undang-undang system pendidikan nasional pasal 1 menyatakann bahwa diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Maksud dari pernyataan tersebut adalah agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga kepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agamanya. Menurut Dr. Martin Luther King yang ditulis oleh Prof. Suyanto Ph.D.di dalam mendikdasmen.depdiknas.go.id di sebutkan “intelligence plus character… that is goal of true aducation”( kecerdasan berkarakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya). Pendidikan bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat.
          Karakter sulit didefinisikan tetapi mudah dipahami melalui uraian-uraian berisi pengertian. Indicator karakter mudah untuk disebutkan sehingga banyak sekali pendapat terkait dengan karakter. Salah satu pendapat dari Prof. Quraish Shihab yang mengambil dari buku Membangun kembali jati diri bangsa, karakter adalah himpunan pengalaman, pendidikan, dam lain-lain yang menumbuhkan kemampuandi dalam diri kita,sebagai alat ukur sisi paling dalam hati manusia yang mewujudkan baik pemikiran, sikap, dan perilaku termasuk akhlak mulia dan budi pekerti. Dalam kamus besar Indonesia belum memasukan kata karakter, yang ada adalah kata “watak” yang diartikan sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikira dan tingkah laku,budu pekerti,tabiat. Dari kedua pengertian diatas menekankan karakter ada pada diri setiap individu dari sisi paling dalam hati manusia yang diwujudkan dalam pemikiran,perasaan,tindakan dan sikap. Karakter inilah yang akan melandasi pemikiran sikap dan perilaku kita yang dapat menghasilakn tampilanya perilaku seperti budi pekerti ataupun akhlak mulia.
          Terdapat Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu pertama,karakter cinta tuhan dan segenab ciptaanya; kedua, kemandirian dan tangung jawab; ketiga, kejujuran/ amanah,diplomatis’ keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan,suka tolong menolong dan gotong royong/ kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan ;kesembilan, karakter toleransi, kedamaian dan kesatuan. Dari kesembilan karakter tersebut merupakan hal yang sudah dikenal dan biasa dilakukan, hanya ada beberapa yang mulai tergerus kondisi jaman sekarang.
          Perkembangan jaman yang sangat pesat sangat renta berpengaruh pada dunia pendidikan. Sebagai obyek yang mengakibatkan mudah terkena dampak perkembangan tersebut.oleh karena itu pemerintah berusaha untuk menanamkan karakter melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Dengan pendidikan karakter diharapkan seorang anak menjadi cerdas emosinya yang merupakan bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.pada akhir tulisan ini ada ungkapan yang berbunyi :”bangsa yang maju dan jaya tidak semata-mata disebabkan oleh kompetensi, teknologi canggih ataupun kekayaan alamnya, tetapi utama dan terutama karena dorongan semangat dan karakter bangsanya”. Mari kita renungi ungkapan tersebut dengan melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini, nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas kita sebagai bangsa ketimuran mulai ditinggalkan, tindakan pelanggaran terhadap norma-norma menjadi hal yang biasa. Inilah tugas kita penerus generasi untuk tetap mempertahankan negeri ini agar tetap survive melanjutkan kejayaan negeri Indonesia tercinta. Dengan menanamkan karakter bangsa maka akan membangkitkan kembali rasa kebanggaan terhadap tanah air Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar